Minggu, 17 Januari 2010

Eksplorasi Minyak dan Gas Menurun Selama 2003

Eksplorasi Minyak dan Gas Menurun Selama 2003

Selasa, 30 Desember 2003 | 17:24 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kegiatan pengeboran (eksplorasi) minyak dan gas di beberapa titik di tanah air selama tahun 2003 cenderung menurun jika dibanding tahun 2002 lalu. Demikian dikatakan Kepala Badan Pelaksana Sektor Hulu Minyak dan Gas (BP Migas), Rachmat Soedibyo, di Jakarta, Selasa (30/12).

Menurut Rachmat, penurunan pengeboran di sejumlah titik di beberapa daerah tersebut diakibatkan adanya efisiensi biaya. "Kita tidak mau cost recovery terlalu tinggi, sehingga kita prioritaskan pada pengembangan lapangan, ini dalam rangka optimasi dan penghematan biaya," paparnya.

Di samping adanya penghematan biaya, kata dia, pihaknya juga menunda beberapa pengeboran minyak. Alasannya, ada sebagian kilang minyak dan gas yang risiko dana penggunaannya lebih besar dibanding pemanfaatannya. "Sehingga kita tunda untuk tahun depan," katanya.

Rachmat berharap, produksi minyak dan gas tahun 2004 mendatang akan meningkat. Berdasarkan perhitungannya, target yang akan dicapai sekitar 1,5 kali lebih banyak jika dibanding tahun ini. "Dengan adanya pengembangan lapangan, kita harapkan ada kenaikan produksi," ujarnya.

Rachmat menjelaskan, sampai akhir tahun 2003 ini, total cekungan (sumur endapan minyak dan gas) di seluruh tanah air sejumlah enam puluh, dengan rincian 22 cekungan belum dieksplorasi dan 38 telah dieksplorasi. Jumlah cekungan yang telah dieksplorasi disebutkan, 15 telah berproduksi, 8 belum berproduksi dan 15 belum terbukti.

Ditambahkan, persediaan minyak bumi hingga saat ini sekitar 9,746.44 miliar barel, dengan rincian cadangan minyak terbukti sekitar 4,721.85 miliar barrel dan cadangan potensial 5,024.59 miliar barel. "Itu cukup untuk 20 tahun ke depan," ujarnya. Sementara jumlah persediaan gas bumi sebanyak 176,59 triliun kaki kubik (TCF) yang cukup untuk persediaan selam 60 tahun, dengan rincian cadangan terbukti sekitar 90.30 TCF dan potensial sekitar 176.59 TCF.

Lebih jauh Rachmat menyatakan, secara umum kondisi persediaan gas Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena selalu ditemukan cekungan-cekungan baru. "Kecuali untuk daerah Aceh dan Jawa Timur persediaannya sudah mulai menurun," katanya. Sementara untuk persediaan minyak, persediaan Indonesia selalu fluktuatif.

Sumber :http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2003/12/30/brk,20031230-26,id.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar